sepertiga langkah di sepertiga tahun (rekapitulasi januari-april).
these last few months were full of “God-knows-the-struggle” but i managed to get through it!
January-February:
one of the lowest point in my uni’s life. Topik skripsi masih abu-abu karena berkali-kali berganti topik dan dosen pembimbing. Laptop rusak, handphone rusak, file-file jurnal yang sudah dicari sebagai bahan skripsi banyak yang berhilangan bahkan hati pun ikut rusak ((sekarang sudah pulih))
“Wes ruwekkk kabeeeeeh” — dalam bahasa Italia nya.
Nangis tanpa alasan tertentu, mengisi hari-hari dengan melamun sambil berpikir.
“kok ada ajasih hambatan buat skripsian?”
“apa Tuhan pengen aku cuti kuliah dulu kali ya?”
Hingga disatu titik, menyadari ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Menemukan ayat firman Tuhan yang menguatkan, seperti ini bunyinya:
Yesaya 40:30–31 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali : yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Okay, the one and only solution to handle my “klemar-klemer” mental is healing in His presence. Dibulan ini pun menyadari jika segala sesuatu punya masanya (Pengkhotbah 3:1), dan saat itu yang harus dilakukan adalah mengikhlaskan suatu masa yang memang benar-benar sudah selesai.
Ketika kamu ikhlas menerima semua kekecewaan hidup maka Allah akan membayar tuntas semua kecewamu dengan beribu kebaikan. Segala kebaikanmu tak akan Allah izinkan pergi kecuali dengan yang lebih baik — Ali bin Abi Thalib.
What’s yours will eventually be yours, the sun will rise and the storm will pass — such a gentle reminder to me.
Maret: this month was fulfilled by miracles story. Skripsi dipermudah, pengajuan ethical clearance di rumah sakit tempat aku penelitian benar-benar mulus. 17 Maret 2023 : Ke Purwokerto untuk meminta tanda tangan dosen pembimbing dan mendaftar seminar proposal. Hehe, menangis menyadari ternyata aku bisa bangkit lagi dalam kurun waktu 1 bulan ini hehe thankyou God
18 Maret — 3 April:
Masa menunggu balasan dosen mengenai tanggal dilaksanakan seminar proposal. At this moment I get a new lessons is somehow God using our ‘waiting season’ just to increase our faith and rely on Him. I realized that one of great enemies of hope is forgetting God’s promises. Dalam masa menunggu aku menyadari penting untuk memberi ‘pupuk’ berupa firman Tuhan untuk melawan kerentanan kita sebagai manusia yang klemar-klemer dan mudah jatuh bangun. Sembari menunggu kepastian kapan aku akan melaksanakan seminar proposal, aku belajar untuk mempersiapkan hati untuk menerima sekiranya doaku tidak terkabul, pasti Tuhan punya tanggal terbaik.
God has three ways to answer our prays — Yes, because you deserve it; No, because you deserve better; and not yet because the best is yet to come.
4 April 2023
Dapat kiriman whatsapp dari dosen yang isinya tentang detail pelaksanaan seminar proposal ku. Seminar proposal akan dilaksanakan minggu depan alias tanggal 11 April. Thankyou God, finally ‘terjawab’. God’s answer is No, but no problem His decisions is the best more than my plan. Aku teringat jawaban “tidak” dari Tuhan yang sudah terjadi lima tahun lalu, saat aku memutuskan pilihan pertama di FKG Unpad, tetapi malah diterima di pilihan ke-2 ((itu juga teringat karena dichat random dengan seseorang)), but no problem I think now Purwokerto have a special place in my heart because I get so many lessons from here
11 April 2023
Seminar proposal diundur. Menangis? Tentu, tetapi aku teringat dengan tulisan ku dibulan maret tentang God’s perfect timing, yang ternyata jawaban dari doaku ialah ‘not yet, because the best is yet to come’. Dari moment ini aku belajar memahami tentang esensi berdoa yang bukan sekedar meminta permohonan supaya Sang Khalik mengabulkan, lebih dari itu. Berdoa adalah bentuk ‘intimacy’ kita dengan Allah. Berdoalah bukan sampai Allah mendengar permintaanmu, tetapi berdoalah sampai kita mengerti kehendakNya.
Hidup memang perlu dibumbui dengan hal-hal yang tidak sesuai ekspetasi dan tidak sejalan dengan rencana diawal agar kita lebih tahu dan belajar lagi tentang bersyukur dengan cara yang berbeda ((tetap berusaha mengambil hikmah sambil menangis))).
14 April 2023
Finally seminar proposal. it’s not about my an achievement, it’s about His kindness. Jujur, selama sidang benar-benar merasakan penyertaan Allah. Aku sempat menulis kalimat yang menjadi doaku sebelum dilaksanakan seminar proposal, kurang lebih doa nya seperti ini:
‘Lord, i am not an outstanding soldier, but let me walk within Your name like david beat goliath with a small stone. i am not an talkactive person like lawyer or advocate, but let me spoke by Your words like Jeremiah spreads command from God to over nations and kingdoms to uproot and tear down, to destroy and overthrow, to build and to plant. Aamiin’
Dan ternyata doa itu terwujud. Tanpa ada embel-embel menangis karena tidak bisa menjawab pertanyaan dosen penguji, justru revisi yang didapatkan hanya sedikit sekali. praise God for His faithfullness.
Ini masih sepertiga cerita menuju sarjana
Masih ada seminar hasil dan pendadaran dan hal-hal lain yang akan dilewati
Masih ada kesulitan didepan yang akan dijalani
Dan tentunya selalu ada Kasih Allah dan kebaikanNya yang selalu baru setiap hari.
pwt, 15/04/2023.